Stroke memang lazimnya terjadi pada orang dewasa di atas usia 40 tahun. Namun kini semakin banyak orang lebih muda yang juga terserang stroke. Bahkan, stroke juga dapat terjadi pada anak-anak.
Beberapa waktu lalu, sejumlah pemberitaan menyebutkan, seorang anak
usia enam tahun asal Ohio, Amerika Serikat, mengalami serangan stroke
hingga membutuhkan tindakan operatif untuk mengatasinya. Ya, menurut
para dokter, stroke pada anak diperkirakan terjadi pada enam per 100.000
anak.
Dokter spesialis anak dari RS Premier Jatinegara Marissa T.S
Pudjiadi mengatakan, meskipun prevalensinya kecil, namun stroke pada
anak juga perlu tetap diwaspadai. Di Indonesia sendiri, anak-anak pun
tidak terlepas dari risiko stroke.
"Pernah terjadi kasus stroke pada anak di Indonesia, walau sudah
agak lama dan jarang. Tapi stroke memang bisa terjadi pada anak-anak,"
katanya kepada Kompas Health.
Marissa menjelaskan, tak ubahnya pada orang dewasa, stroke pada
anak umumnya disebabkan oleh iskemia atau gejala berkurangnya aliran
darah pada otak. Ini menyebabkan terjadinya kerusakan fungsi otak yang
menimbulkan gejala seperti mata rasa atau lemah pada bagian wajah,
lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh, kebingungan dan
kesulitan berbicara, penglihatan mendadak terganggu, sakit kepala, dan
gangguan keseimbangan.
Berkurangnya aliran darah pada otak ini disebabkan oleh penyumbatan
pada pembuluh darah melalui trombosis atau emboli arteri. Kondisi ini
dipicu oleh penumpukan lemak di dinding pembuluh darah karena tingginya
kadar kolesterol dalam darah.
"Tingginya kadar kolesterol total merupakan faktor yang berpengaruh
dalam timbulnya sumbatan di pembuluh darah. Kadar kolesterol total
dikatakan tinggi jika angkanya lebih dari 200 mg/dL," jelas Marissa.
Kendati demikian, ia menekankan perlunya mengatahui profil lipid
secara keseluruhan dari seseorang, bukan hanya kolesterol total. Profil
lipid dapat diketahui melalui tes darah yang meliputi kolesterol total,
trigliserida, kolesterol "baik" atau high density lipoprotein (HDL), dan
kolesterol "jahat" atau low density lipoprotein (LDL).
Mengetahui profil lipid itu penting karena peran masing-masing
kolesterol berbeda-berbeda dalam menyumbangkan kontribusi risiko stroke.
Misalnya, bila kolesterol total seseorang kurang dari 200 mg/dL namun
HDL-nya tergolong rendah, maka profil lipid darinya belum bisa dikatakan
baik.
Ini karena tubuh membutuhkan peran HDL yang membawa lemak dari
darah kembali ke hati, sehingga mengurangi plak di pembuluh darah. Maka
jika jumlah HDL dalam tubuh tinggi, risiko untuk terjadinya sumbatan
pada pembuluh darah akan berkurang.
Selain itu, stroke juga bisa disebabkan oleh pendarahan pada
pembuluh darah di otak. Pendarahan ini kemudian akan mengganggu fungsi
otak dan menimbulkan gejala stroke.
Penanganan stroke pada anak tidak jauh berbeda dengan orang dewasa.
Keduanya sama-sama memiliki periode emas yaitu jangka waktu terbaik
pemberian penanganan karena kesempatan sembuhnya paling besar.
Solusi jangka pendek yang terbaik adalah pemberian obat pengencer
darah seperti aspirin. Namun solusi jangka panjang yaitu dengan operasi
untuk memulihkan aliran darah pada otak.
Marissa mengatakan, stroke pada anak bisa dikarenakan faktor
keturunan atau herditer dan makanan. Karena itu, orangtua sebaiknya
tidak mengabaikan hal-hal kecil yang terjadi pada anak mereka. Jika
melihat ada tanda-tanda kehilangan fungsi motorik, pusing, hingga
munculnya penglihatan ganda pada anak, segeralah memeriksakannya.
sumber: kompas.com
0 comments:
Post a Comment