Secara fisiologis, rasa
ngantuk merupakan salah satu reaksi alami yang
dialami oleh setiap orang. Meskipun alami,
mengantuk pada tempat dan waktu yang tidak
tepat akan menimbulkan sejumlah masalah
(ketika mengendarai mobil misalnya).
Rata-rata penderita rasa kantuk berlebihan
biasanya disebabkan oleh pola tidur yang kurang
tepat, seperti bergadang, terlalu lelah, kebosanan
atau bahkan karena bawaan.
Untung saja, tubuh memiliki alarm yang dapat
mengingatkan seseorang bahwa tubuh
memerlukan istirahat yang cukup. Apabila tubuh
perlu istirahat maka akan memberikan kode
dalam bentuk rasa kantuk (mengantuk).
Apabila dengan kode mengantuk kemudian
seseorang itu beristirahat (dengan mencoba tidur),
maka setelah bangun tubuh akan terasa segar.
Sebab pada saat tidur tubuh akan memanfaatkan
zat kelelahan (asam laktat) untuk diolah kembali
di dalam hati sebagai cadangan tenaga.
Proses pengolahan kembali zat kelelahan (asam
laktat) menjadi cadangan tenaga di dalam hati
umumnya terjadi di malam hari antara jam 24.00
sampai dengan jam 02.00. Oleh sebab itu, sudah
seharusnya seseorang memberikan kesempatan
kepada tubuh agar beristirahat terutama pada saat
waktu tersebut.
Mengantuk juga dapat menunjukkan bahwa otak
sedang kekurangan oksigen. Oksigen dibutuhkan
oleh sel-sel otak untuk melakukan aktifitas rutin
sehari-hari. Apabila oksigen yang beredar di darah
kurang mencukupi kebutuhan metabolisme dasar,
maka otakpun akan kekurangan oksigen. Gejala
yang ditunjukkan adalah mengantuk.
Kadar gula di dalam darah secara normal adalah
di atas 80 mg/dl. Kekurangan gula di dalam darah
bila kadarnya kurang dari 80 mg/dl maka akan
menimbulkan gejala mengantuk. Sebab untuk
melakukan aktivitas secara normal, maka otak
hanya mengandalkan pengiriman gula dari aliran
darah. Otak tidak mempunyai kemampuan untuk
menyimpan gula sebagai cadangan energy.
Akibatnya, apabila kadar gula darah turun di
bawah 80 mg/dl, maka tubuh akan memberikan
sinyal berupa rasa mengantuk.
Selanjutnya lensa mata yang mengalami myopia
(mata minus), apabila tidak di koreksi sesuai
kebutuhan mata, maka akan menyebabkan mata
mudah lelah dan memudahkan mengantuk saat
kita sedang membaca.
Kekurangan zat besi di dalam konsumsi makanan
kita akan menyebabkan gangguan pembentukan
sel darah merah (eritrosit, hemoglobin). Akibatnya
tubuh mengalami anemia. Salah satu fungsi
hemoglobin adalah mengangkut oksigen ke
seluruh tubuh. Apabila alat pengangkutnya kurang
maka oksigen yang beredar termasuk yang ke otak
akan berkurang. Dengan demikian kekurangan zat
besi akan menyebabkan mudah mengantuk.
Kekurangan biotin juga dapat menyebabkan
mengantuk. Biotin adalah vitamin B yang
diperlukan untuk metabolisme lemak dan
karbohidrat. Biotin ditemukan dalam berbagai
makanan dan sumber yang mengandung banyak
biotin adalah hati, ginjal, pankreas, telur, susu,
ikan dan kacang-kacangan.
Kekurangan vitamin ini sangat tidak mungkin
terjadi pada orang-orang yang asupan
makanannya seimbang. Tetapi mengkonsumsi
telur mentah selama beberapa minggu dapat
menyebabkan kekurangan biotin karena telur
mentah mengandung suatu bahan yang mengikat
biotin dalam tubuh sehingga mencegah
penyerapannya.
Kekurangan vitamin ini dapat terjadi pada orang-
orang yang menerima pemberian makanan secara
intravena (infus) dalam waktu yang lama tanpa
biotin tambahan.
Dengan demikian, tampak jelas penyebab
mengantuk adalah bermacam-macam. Sebaiknya
mengevaluasi kembali kira-kira apa yang mungkin
menyebabkan mengantuk yang sedang dialami
saat ini. Walaupun sudah makan makanan yang
bergizi dan berolah raga secara teratur, bisa saja
mudah mengantuk, kalau salah satu kemungkinan
penyebab mengantuk di atas belum di koreksi
dengan baik.
Sumber www.doktergaul.com/blog/mengetahui-asal-usul-penyebab-seseorang-mudah-mengantuk/4534.html
0 comments:
Post a Comment