Kepedulian
seseorang untuk mencegah Stroke sejak dini timbul karena melihat
fenomena yang ada di Indonesia sendiri, diperkirakan penyebab kematian
tertinggi dari Penyakit Tak Menular (PTM) adalah Stroke sebesar 15,4%
disusul hipertensi, diabates, kanker dan penyakit paru kronis. Data
tersebut seperti disampaikan oleh RisKesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada
tahun 2007.
Kenapa
jika terkena stroke, seseorang dapat mengalami cacat ringan atau berat
bahkan berujung pada kematian? Karena stroke adalah suatu gangguan saraf
otak yang bersifat lokal atau umum, timbul secara mendadak serta
menyebabkan berhentinya suplai darah ke jaringan otak sehingga fungsi
otak menjadi defisit atau rusak.
Pada dasarnya gejala yang tampak pada penderita stroke itu sama, namun
perlu diketahui bahwa proses terjadinya stroke sendiri ada 2 jenis:
- Stroke iskemik yaitu stroke akibat tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan sebagian atau keseluruhan aliran darah ke otak terhenti. Hampir 80% kasus stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
- Stroke Trombotik: Disebabkan oleh terbentuknya trombus yang mengakibatkan penggumpalan.
- Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
- Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
- Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 macam, yaitu:
- Hemoragik Intraserebral: Pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
- Hemoragik Subaraknoid: Pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Banyak
orang bersimpati terhadap penderita stroke karena melihat mereka yang
kesulitan berbicara atau mengalami kelumpuhan. Dampak dari stroke
terhadap kondisi fisik memang signifikan, hal ini bisa dideteksi dengan
mengenali tanda-tanda kemunculan stroke yang tampak sebagai berikut:
- Muncul tanda mati rasa pada bagian muka, bahu, atau kaki serta wajah yang perot atau asimetris kesalah satu sisi. Gejala tersebut terutama terjadi pada satu sisi badan.
- Sulit bicara dan tidak dapat menangkap pembicaraan lawan bicara secara tiba-tiba.
- Sulit berjalan, merasa pusing dan kehilangan keseimbangan secara tiba-tiba
- Sakit kepala berat tanpa sebab yang jelas.
- Kesulitan melihat pada sebelah mata atau keduanya secara mendadak
Ketika
muncul tanda-tanda seperti di atas, penting bagi kita untuk mendeteksi
apakah gejala tersebut merupakan serangan stroke atau bukan. Cara
mendeteksi stroke di dalam tubuh kita, perlu dilakukan pemeriksaan
terkait seperti:
- Kolesterol total
Kolesterol total diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan sel dan pembuatan hormon.
Jika berlebihan akan menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
Jika berlebihan akan menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
- LDL (Low-Density Lipoprotein) atau lemak jahat.
Disebut sebagai lemak jahat karena lebih mudah tertimbun pada dinding pembuluh darah.
- HDL (High-Density Lipoprotein) atau lemak baik.
HDL
disebut dengan lemak baik karena dapat mengangkut timbunan lemak dari
pembuluh darah yang tertimbun kemudian dibawa ke hati untuk diproses
- Trigliserida
Merupakan
bentuk lemak yang berasal dari karbohidrat yang berlebihan dan tidak
diubah menjadi energi. Trigliserida ikut berperan dalam proses
pembentukan lemak kolesterol.
- Apo B
Kadar Apo B yang tinggi dapat mempersulit pelepasan plak. Peningkatan kadar apo B berbanding lurus dengan peningkatan LDL.
- Lp (a)
Merupakan
salah satu pertanda risiko jantung koroner jika kadar LDL tinggi.
Mempercepat penempelan plak pada dinding pembuluh darah.
- Fibrinogen
Merupakan salah satu protein yang disintesis oleh hati, berbentuk globulin beta. Protein ini berguna untuk membantu proses hemostasis dengan menstimulasi pembentukan.
- Homocystein
Kadarnya tinggi pada penderita serangan jantung koroner dan stroke.
Demi mencapai pencegahan yang optimal terhadap risiko penyakit stroke, perlu dilakukan langkah-langkah berikut secara teratur:
-
Mempertahankan tekanan darah diastolik (tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan) di angka 80 mmHg
Tekanan darah diastolik diatas angka 80 mmHg dihubungkan dengan peningkatan kematian akibat penyakit dan stroke. -
Mempertahankan kadar gula darah di angka 80 mg/dl
Hiperglikemia (peningkatan gula darah diatas 100 mg/dl) meningkatkan resiko stroke 3 kali lipat karena memicu pembentukan plak pada dinding pembuluh darah -
Mempertahankan kolesterol LDL di angka 80 mg/dl
Peningkatan kolesterol LDL tinggi menyebabkan penimbunan kolesterol didalam sel dan memacu proses aterosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri) -
Mempertahankan kolesterol HDL di angka 80mg/dl
Penurunan kolesterol HDL yang rendah meingkatkan resiko stroke 2 kali lipat dan memacu timbulnya pembentukan plak di dinding pembuluh darah arteri -
Mempertahankan lingkar perut < 80 cm perempuan dan <90 cm laki-laki
Obesitas dikaitkan dengan penurunan sensitivitas insulin dan meningkatkan resiko stroke 2 kali lipat -
Tetap aktif dan berolahraga secara teratur
Olahraga dapat menurunkan kadar kolesterol secara signifikan. -
Hentikan merokok dan minum beralkohol
Rokok memacu pengerasan didinding pembuluh darah dan perokok pasif beresiko 2 kali lipat terkena stroke - Mengetahui tanda-tanda stroke dan segera ditangani
Mulai
sekarang selayaknya sudah dapat kita ketahui bahwa hal-hal yang kadang
menyenangkan bagi kita seperti merokok dan minum minuman beralkohol
berdampak membahayakan bagi tubuh karena memberikan kontribusi terhadap
risiko terkena Stroke. Cegah stroke sejak dini dan rasakan hidup sehat
lebih lama.
http://hilab.co.id/index.php/our-advice/163-stroke
0 comments:
Post a Comment