Saturday, September 26, 2015

Smartphone Mengganggu Pola Tidur, Loh??




Apakah skenario ini terdengar akrab? Anda browsing Facebook dan menemukan posting dari seorang teman yang mengeluh bahwa mereka tidak bisa tidur. Anda melihat postingnya pada jam 1 malam kemudian berkata pada diri sendiri, "Hey, berhenti deh memriksa notifikasi smartphone!"

Yang terjadi adalah Anda masih bolak-balik memeriksa layar smartphone dan waktu telah menunjukkan jam 2 pagi. Anda masih membaca timeline Facebook dan twitter dari smartphone di tempat tidur, dan Anda dalam keadaan setengah bangun dans etengah tidur.

Memeriksa sosial media di layar smartphone sebenarnya adalah tawaran kenyamanan baru di dunia yang semakin terhubung ini. Namun hal itu juga menimbulkan kecanduan baru. Layar LED smartphone kini menjadi musuh tidur Anda. Setidaknya hal itu terbukti berdasarkan survei dan penelitian yang dilakukan terhadap 9.846 remaja berusia 16 hingga 19 di Norwegia selama 2 tahun. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal medis BMJ Open.

Peneliti mencatat pola tidur mereka serta bagaimana pola penggunaan teknologi mereka sepanjang hari, fokus pada satu jam terakhir sebelum tidur. Hasilnya? Peneliti menemukan fenomena yang disebut sebagai " dose-response relationship" – dimana semakin melibatkan diri dengan perangkat digital portable, maka risiko untuk susah tidur menjaid lebih tinggi.

"Hampir semua remaja yang disurvei dilaporkan menggunakan satu atau lebih perangkat elektronik selama satu jam terakhir sebelum tidur," tulis para ilmuwan Norwegia. " penggunaan berlebihan terhadap perangkat ini secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap SOL [Sleep Onset Latency, atau jumlah waktu yang dibutuhkan untuk tertidur] dan pengurangan waktu tidur, dimana terdapat hubungan terbalik dalam dose-response relationship antara antara durasi tidur dan penggunaan media."

Sebenarnya, masalah apa yang dibawa oleh layar smartphone? Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa cahaya biru yang dipancarkan oleh semua jenis layar LED ternyata mengganggu produksi hormon melatonin yang dihasilkan otak dan berpengaruh pada proses tidur.

Secara tidak langsung, penemuan ini juga dapat meningkatkan popularitas aplikasi semacam Twilight for Android, yang memiliki fungsi untuk "menyelaraskan layar Anda dengan siklus matahari". Cara kerja cukup sederhana. Ia akan secara otomatis menurunkan kecerahan layar sesuai dengan siklus matahari sehingga di malam hari layar diatur pada titik kecerahan terendah.

Twilight hanya salah satu cara untuk mengurangi pengaruh layar terhadap waktu tidur Anda. Banyak pengaruh smartphone lainnya yang sebenarnya bisa lebih buruk. Para peneliti Norwegia juga mengungkapkan bahwa kemungkinan radiasi elektromagnetik menjadi salah satu faktor yang mengganggu kita untuk mendapatkan istirahat malam yang baik. Anatomi postur tubuh yang cenderung membungkuk  saat menatap layar smartphone juga dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri otot. Belum lagi jika kita menghitung bahaya internet terhadap kelelahan otak.
"Mungkin ada beberapa penjelasan tentang hubungan antara tidur dan perangkat elektronik," kata studi tersebut. "Penggunaan perangkat seperti smartphone dapat langsung mempengaruhi tidur dengan karena bersifat memakan waktu, dan mungkin mengganggu waktu tidur melalui peningkatan gairah psikofisiologis."

kamu termasuk salah satu dari yang diatas?? :D ayo rubah mulai sekarang


sumber tabloid pulsa

Saturday, September 19, 2015

Bingung Pilih Premium, Pertamax, atau Pertalite? Ini Bedanya

 
pertalite dengan RON 90

Baru-baru ini Pertamina merilis bahan bakar jenis baru di pasaran, yaitu Pertalite, lalu apa sebenarnya yang membedakan antara pertalite dengan jenis bahan bakar lainnya seperti premium dan pertamax.

Berikut ini beberapa hal yang membedakan antara Premium, Pertamax, dan Pertalite.

1. Nilai oktan
Bilangan oktan atau research octane number (RON) adalah angka yang menunjukkan kekuatan tekanan atau kompresi BBM terhadap mesin. Semakin tinggi kadar oktan sebuah jenis BBM, efeknya terhadap kinerja mesin semakin baik. Dengan BBM beroktan tinggi, residu atau kotoran sisa pembakaran pada mesin bisa diminimalkan. Karena harganya paling murah, Premium memiliki RON 88, sedangkan Pertamax dan Pertamax Plus masing-masing 92 dan 95. Pertalite, selaku "produk penengah" antara Premium dan Pertamax, memiliki RON 90.

2. Warna cairan
BBM jenis Premium memiliki warna kuning cerah, yang berasal dari zat pewarna tambahan (dye). Sedangkan Pertamax, yang berwarna biru kehijauan, dan Pertamax Plus, yang berwarna merah, tidak menggunakan pewarna sehingga pembakarannya lebih sempurna. Kini, Pertamina meluncurkan Pertalite, yang berwarna hijau terang sebagai dampak pencampuran bahan Premium dengan Pertamax.

3. Harga
Setelah subsidi BBM dicabut, harga Premium kini mencapai Rp 7.300 per liter. Sedangkan harga Pertamax dipatok dari Rp 9.300 (Jakarta dan sekitarnya) hingga Rp 21.700 (Papua) per liter. Namun Pertamina hingga kini belum mengungkap harga jual yang jelas untuk Pertalite. Meski demikian, dalam pernyataan kepada media di berbagai kesempatan, direksi Pertamina menyebut Pertalite akan dijual Rp 8.300-8.500 per liter, info September 2015.


sumber tempo.co

Sunday, June 14, 2015

Correlation of Single-Breath Count Test and Neck Flexors Muscle Strength with Spirometry in Myasthenia Gravis

OBJECTIVE: To determine the correlation between single breath count test and neck flexors muscle strength with spirometry.
BACKGROUND: Respiratory muscle weakness leading to hypoventilation and respiratory failure is the most serious complication of myasthenia gravis. Although formal spirometry is the "gold standard" for determining impending respiratory failure, such testing is often impractical, delayed, or unavailable. A simple, accurate bedside test that accurately measures pulmonary function is therefore highly desirable. Anecdotal evidence has suggested that surrogate measures such as single breath count test (SBCT) and neck flexor strength correlate with spirometry and respiratory muscle strength.
DESIGN/METHODS: This was a prospective, cross-sectional, single-blind study done in adult patients (> age 18) with antibody positive myasthenia gravis. SBCT was performed by asking patients to take a deep breath and start counting as far as possible in their normal voice with the approximate rate of 2 counts per second. Neck flexor strength (supine) and shoulder abductors (sitting) were graded using modified MRC. Spirometry was then performed blindly by a trained respiratory therapist.
RESULTS: Twenty-one patients (14 males and 7 females; MGFA grade 1-3) age 20-81 (mean± SD 57 ±19) were studied. SBCT (range 16-40; mean 28 ±7) showed a strong correlation with FVC (p=0.01). There was no relationship between shoulder abductor strength and FVC but neck flexor strength showed significant correlation (p=0.02).
CONCLUSIONS: Our data suggest that SBC and neck flexor strength testing are potentially valuable tools for bed side assessment in MG patients. Further assessment of these bed side tests in a larger group of patients of varying severity is ongoing.
Disclosure: Dr. Elsheikh has received research support from Abbott. Dr. Arnold has nothing to disclose. Dr. Gharibshahi has nothing to disclose. Dr. Reynolds has nothing to disclose. Dr. Freimer has received research support from Alexion Pharmaceuticals. Dr. Kissel has received personal compensation for activities with Alexion Pharmaceuticals and Cytokinetics. Dr. Kissel has received research support from Abbott Pharmaceuticals and the NIH.


note :
The Counting Test
o        take a huge breath and count aloud. Determine how high the patient can count in one breath. If the patient can count to "10" on one breath they likely have a forced vital capacity of about 1000 ml, if they can count to "25" then the vital capacity can be estimated at about 2000 ml.
(http://www.lilywhite.us/myasthenia)
video terkait : cara melakukan single breath count test





sumber www.neurology.org

Friday, June 12, 2015

Cegah Neuropati dengan Gerakan Neuromove




Bagi Anda yang sering mengalami kondisi gangguan dan kerusakan saraf yang ditandai adanya gejala kesemutan, kebas, rasa nyeri, pembengkakan, kelemahan otot, dan kram, maka mungkin Anda terkena serangan neuropati.
Umumnya, gejala neuropati dimulai dari tangan atau kaki, yang akan memburuk dari waktu ke waktu. Penyebabnya biasanya disebabkan oleh cedera fisik, infeksi zat beracun, dan penyakit tertentu semisal kanker, diabetes, gagal ginjal, atau malnutrisi.
Sekarang ini terdapat cara menjaga kesehatan saraf jika Anda terserang neuropati, salah satu dengan melakukan neuromove.
Neuromove adalah aktivitas fisik yang praktis dan mudah untuk mencegah datangnya penyakit neuropati.

Gerakan untuk mencegah penyakit neuropati atau neuromove terdiri dari rangkaian seperti aerobik dan stretching untuk melatih saraf melemaskan ketegangan otot serta mengurangi back pain akibat duduk terlalu lama. Salah satu gerakan ini dibuat untuk mengaktifkan saraf-saraf, baik saraf tepi maupun saraf pusat sehingga dapat meningkatkan kecepatan reaksi seseorang serta meningkatkan daya ingat.
Neuromove sebuah gerakan olahraga yang dirancang khusus untuk mengaktifkan sel-sel saraf, seperti gerakan menyilang batang tubuh, koordinasi bola mata, keseimbangan tangan, dan fokus pada gerakan stretching untuk peregangan yang dapat menghindari cedera. Neuromove sangat praktis dan mudah dilakukan di mana saja, khususnya saat beraktivitas seharian di kantor, cukup 15-20 menit saja,” ujar dr. Ade Tobing, SpKO, Spesialis Kedokteran Olahraga.

Salah satu gerakan inti neuromove adalah gerakan menyilang atau gerakan cross antara gerak tangan dan bola mata. Gerakan ini dibuat untuk mengaktifkan saraf-saraf, baik saraf tepi maupun saraf pusat, sehingga dapat meningkatkan kecepatan reaksi seseorang dan meningkatkan daya ingat. 

Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), turut mengungkapkan hal yang sama, menurutnya gerakan berulang-ulang dapat menyebabkan tendon di pergelangan mengalami peradangan dan akhirnya menekan saraf di daerah pergelangan lalu memicu masalah neuropati. 
“Selain mempraktikkan neuromove secara teratur, pencegahan neuropati harus dilakukan bersamaan dengan konsumsi neurotropik satu kali sehari sejak dini secara teratur yang terdiri dari vitamin B1, B6 dan B12, istirahat yang cukup sangat penting untuk regenerasi sel saraf,” ujar dokter yang juga merupakan konsultan neurologis dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM.
Gerakan neuromove sendiri diciptakan oleh Merck yang didukung oleh perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI).
Diakui oleh Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed, Sp.S(K), M.S, Ketua Umum PERDOSSI Pusat dan Konsultan Neurologis, PERDOSSI memang memiliki misi untuk memberikan edukasi kepada masyakat Indonesia secara luas tentang bahaya neuropati yang berakibat fatal bagi kesehatan saraf.

dari berbagai sumber

Tuesday, June 9, 2015

Agar Tubuh Tetap Kuat dan Bugar Sepanjang Pendakian, 6 Olahraga Ini Sebaiknya Rutin Kamu Lakukan

Saat ini, gunung menjadi salah satu destinasi wisata favorit para pelancong yang mencari hiburan alam demi memanjakan mata. Keadaan tersebut didukung dengan munculannya film-film nasional bertema pendakian gunung, sehingga kesan ekstrem dan sulit perlahan mulai sirna di kalangan orang awam yang belum pernah sekalipun melakukan pendakian.
Sayangnya, kasus pendaki hilang atau meninggal di atas gunung juga masih kerap kita dengar. Salah satu yang jadi penyebabnya adalah persiapan fisik yang belum matang, dan tentunya di luar faktor alam yang memang tidak bisa kita prediksi. Yang pasti, kelelahan ketika mendaki dapat berakibat fatal karena oksigen dalam tubuh kita akan berkurang secara drastis.
Nah, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ketika mendaki, Hipwee akan membagikan ke kamu jenis-jenis olahraga yang dapat kamu lakukan sebelum melakukan pendakian. Apa saja sih? Yukkita cek satu persatu!

1. Melakukan jogging secara rutin adalah solusi paling jitu. Olahraga ini dijamin mampu meningkatkan ketahanan tubuhmu.

Agar daya tahan tubuhmu bertambah
unswoc.org
Berbeda dengan lari cepat (sprint), jogging adalah olahraga dengan pace konsisten agar ketahanan tubuh meningkat. Hal ini sangat sesuai karena mendaki gunung tentu membutuhkan endurance yang tinggi lantaran kegiatan yang dilakukan membutuhkan perjalanan yang jauh.
Bagi kamu yang tidak terbiasa olahraga, jogging bisa menjadi pilihan yang tepat sebagai persiapan pendakianmu. Sebaiknya, lakukan 2 minggu secara rutin sebelum hari pendakian tiba. Ingat! yang terpenting dari jogging adalah berapa lamanya waktu yang kamu gunakan untuk berlari, bukan jarak yang bisa kamu tempuh dalam interval tertentu. Jadi, fokuslah pada waktu ketika jogging, karena semakin lama kamu berlari,akan semakin bagus. Tapi, jangan sampai memaksakan diri lho. Pahamilah batas kemampuan agar dirimu tidak jatuh sakit sebelum hari pendakian tiba.

2. Mengatur pernafasan sangat penting ketika pendakian. Berenang bisa jadi olahraga pilihan yang pastinya menyenangkan

Berenang untuk melatih pernafasan
Berenang untuk melatih pernafasan

Selain ketahanan tubuh, hal penting yang harus kamu lakukan agar liburanmu ke gunung sukses adalah pengaturan nafas yang benar ketika melakukan pendakian. Pengaturan nafas perlu dilakukan agar distribusi oksigen ke seluruh tubuh berjalan dengan lancar dan agar rasa lelah tidak berpotensi menggagalkan pendakian. Berenang dapat menjadi alternatif olahraga yang akan berperan besar dalam aktivitas mendaki yang kamu lakukan. Jenis olahraga yang satu ini menuntut kamu agar berlatih untuk mengatur pernafasan. Selain pernafasan, berenang akan melatih kamu untuk senantiasa tenang dan tidak panik, agar kegiatan yang kamu lakukan dapat berjalan secara konsisten.

3. Latihlah kekuatan fisikmu dengan weight lifting sederhana, agar tubuhmu tidak kaget dengan beratnya tas carrier yang harus dipikul

conqueranycourse.wordpress.com


Angkat beban bisa menjadi olahraga yang harus kamu lakukan sebelum hari pendakian tiba. Tentu kamu tidak akan membawa barang bawaan yang sedkit ketika mendaki gunung. Tas keril dengan kapasitas besar menjadi pilihan untuk menampung segala kebutuhan kamu ketika nanti berada di puncak gunung. Logistik makanan, pakaian ganti, sleeping bag, obat-obatan, dan lain sebagainya diletakkan dalam satu tas besar yang bisa jadi beratnya sama dengan berat badanmu sendiri.
Angkat beban menjadi hal yang dapat mengurangi siksaan berat tas keril ketika pendakian. Biasakanlah untuk melakukan olahraga sederhana ini agar tubuhmu “awam” dengan berat barang bawaanmu ketika pendakian kelak. Jika tidak suka dengan olahraga statis, kamu bisa mengkombinasikannya dengan berjogging lengkap dengan beban yang bertumpu pada tubuhmu.

4. Jika perlu, lakukan olahraga wall climbing untuk melatih kesabaran sekaligus menjajal kekuatan otot tangan serta kakimu

Kesabaranmu juga perlu dilatih


Tidak hanya fisik dengan ketahanan tubuh kuat yang kamu perlukan untuk aktifitas mendaki, tapi kesabaranmu juga akan teruji. Untuk melatihnya, kamu bisa melakukan kegiatan wall climbing ini yang mengasah kesabaran dan kemampuan fokusmu. Selain itu, otot-otot tangan dan kakimu pun akan ikut terlatih sehingga kamu tak akan kaget ketika sampai di alam nanti.
Carilah fasilitas di kotamu yang memudahkanmu untuk melakukan olahraga ini. Jika perlu, ajaklah teman yang sudah berpengalaman atau ahli dalam olahraga ini. Namun, bagi kamu yang tak punya dana untuk membayar fasilitas wall climbing, parkour bisa menjadi pilihan gratis yang juga dapat kamu lakukan untuk melatih kesabaran, kekuatan, sekaligus daya tahan tubuhmu.

5. Kamu pun bisa mengkombinasikan gerakan-gerakan ringan seperti push-up, squat, dan pull-up dengan metode HIIT

Lakukan HIIT jika malas keluar rumah

Selain beberapa jenis olahraga yang sudah disebutkan di atas, kamu pun bisa menjajal metode lain. Yaitu, mengkombinasikan gerakan-gerakan olahraga ringan seperti push-up, squat, pull-up dengan metode HIIT. Metode ini juga bisa jadi alternatif bagi kamu yang tidak memiliki waktu banyak untuk melakukan olahraga-olahraga yang telah Hipwee sebutkan sebelumnya. Metode HIIT akan meningkatkan tenaga dan melatih daya tahan tubuhmu hanya dengan waktu latihan yang tidak terlalu lama. Selain itu, kegiatan ini juga dapat kamu lakukan di dalam rumah saja.

6. Supaya fleksibilitas tubuhmu tetap terjaga, yoga jadi olahraga yang wajib kamu coba

www.huffingtonpost.com


Agar tubuhmu tidak kaku dan mudah keram ketika melakukan pendakian, latihlah fleksibilitas tubuhmu dengan melakukan yoga. Gerakan-gerakan yoga bermanfaat untuk meregangkan otot-otot yang menegang ketika pendakian berlangsung. Otot juga perlu diregangkan agar tubuh tidak mudah cedera. Selain itu, yoga juga akan bermanfaat untuk melatih ketenangan pikiran dan perasaan. Ketika berada di tengah hutan misalnya, pikiranmu akan mampu terjaga dan selalu fokus sehingga dapat meminimalisir resiko hilang atau cedera ketika mendaki gunung.

Karena mendaki gunung termasuk ke dalam kategori aktivitas yang membutuhkan fisik nan kuat, maka berolahraga rutin sebelum pendakian menjadi keharusan. Yang pasti, jangan sampai agenda liburan menikmati keindahan alam di gunung jadi berantakan karena kamu kurang persiapan.
Jadi, tunggu apalagi? Siapkan dirimu untuk berolahraga mulai besok pagi, ya!


sumber hipwee

Advertise